Melihat Kehidupan Setelah Kematian Di Vihara Dharma Suci Mulia

 Seeing Life After Death At Noble Holy Dharma Monastery


sumber: google


Setiap rumah ibadah memiliki ciri khasnya masing-masing dengan cerita di dalamnya. Seperti Vihara Dharma Suci yang dijuluki sebagai Klenteng Surga Neraka. Julukan ini diberikan karena terdapat patung-patung yang menggambarkan kehidupan manusia setelah kematian.

Kota Singkawang dijuluki sebagai Kota Seribu Klenteng. Berdiri di kaki Gunung Pasi di Sempalit, Singkawang Selatan, vihara ini dicatat sebagai vihara tertinggi di Kota Kalimantan Barat. Didirikan pada tahun 1960, vihara ini memiliki keunikan patung-patung yang menjadi gambaran kehidupan manusia setelah kematian menurut kepercayaan Taoisme. Ada surga untuk manusia berpahala dan gambaran siksaan di neraka untuk para pendosa. Ini menjadi alasan mengapa vihara ini dijuluki Klenteng Surga Neraka.

Ada juga ilustrasi persidangan yang menggambarkan penghitungan amal dan dosa. Vihara ini juga dijuluki Klenteng Surga Neraka karena di dalamnya terdapat dewa-dewa yang berada di dalam surga dan neraka. Degan total delapan tempat sembahyang di vihara ini, dibedakan berdasarkan dewa-dewa yang disembah. Ada Dewa Lima Penjuru, Dewi Kuan Im, Raja Langit, dan beberapa dewa lainnya.

Selain patung-patung tentang kehidupan setelah kematian. Klenteng ini juga memiliki peraturan dimana para pengunjung wajib membuka alat kaki mereka lalu mencuci kaki di kolam yang telah disediakan sebelum masuk ke dalam klenteng. Saat kembali, pengunjung juga diminta melakukan hal yang sama. Yaitu mencuci kaki mereka baru memakai alas kakinya kembali. Setiap pendoa juga harus di setiap altar secara berurutan. Untuk mempermudah para penyembahyang, diletakan nomor di depan setiap altar.

Untuk bisa sampai disini, pengunjung harus menempuh perjalanan sejauh sekitar 12 km selama sekitar 30 menit dari pusat kota Singkawang. Selain untuk bersembahyang, masyarakat datang ke sini karena ingin menikmati keindahan alam dan pemandangan Singkawang dari atas ketinggian. Karena berada di punggung gunung, maka jalan untuk menuju Vihara ini juga menanjak, layaknya menaiki sebuah gunung. Jalanan yang kanan kirinya adalah pepohonan ini hanya selebar satu buah mobil, jika berpapasan dengan kendaraan lain maka salah satu kendaraan harus mengalah dan menepi ke pinggir jalan.

 

 

*translate*

Each house of worship has its own characteristics with a story in it. Like the Holy Dharma Vihara which is nicknamed the Heaven and Hell Temple. This nickname was given because there are statues depicting human life after death.

Singkawang City is nicknamed the City of a Thousand Temples. Standing at the foot of Mount Pasi in Sempalit, South Singkawang, this monastery is recorded as the highest monastery in the City of West Kalimantan. Founded in 1960, this temple has unique statues that depict human life after death according to Taoist beliefs. There is a heaven for rewarding humans and a picture of torment in hell for sinners. This is the reason why this monastery is called the Heaven and Hell Temple.

There is also an illustration of the trial which depicts the accounting of deeds and sins. This monastery is also called the Heaven and Hell Temple because in it there are gods who are in heaven and hell. With a total of eight places of worship in this monastery, differentiated based on the gods worshiped. There were the Gods of the Five Directions, Goddess Kuan Im, King of the Heavens, and several other gods.

As well as statues about life after death. This temple also has regulations where visitors are required to remove their feet and then wash their feet in the pool that has been provided before entering the temple. When returning, visitors are also asked to do the same. Namely washing their feet and then wearing their footwear again. Each prayer must also be on each altar in sequence. To make it easier for the worshipers, a number is placed in front of each altar.

To get here, visitors must travel about 12 km for about 30 minutes from downtown Singkawang. Apart from praying, people come here because they want to enjoy the natural beauty and views of Singkawang from above. Because it is located on a mountain ridge, the road to get to this monastery is also uphill, like climbing a mountain. The road to the right and left of the trees is only one car wide, if you meet another vehicle then one of the vehicles has to give in and pull over to the side of the road.

 

Sumber:

https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5956207/kisah-vihara-surga-neraka-yang-unik-dan-tertinggi-di-singkawang

https://kalbar.suara.com/read/2021/06/16/174844/kelenteng-surga-neraka-singkawang-sejarah-dan-fakta-uniknya?page=2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berada di Kawasan Pecinan di Bandung, Inilah Vihara Satya Budi

Klenteng Boen Tek Bio dan Tragedi 1998

Minggir-minggir, Game Ini Buat Orang PDKT Bukan Kaum Nolep