Orang Islam Yang Dihormati di Klenteng Sam Poo Kong

 Respected Muslim at Sam Poo Kong Temple


Jika mendengar kata klenteng pasti langsung terlintas kepercayaan seperti Taoisme, Buddha, dan Konghucu. Namun bagaimana jika dalam sejarahnya suatu klenteng dibangun oleh seorang penganut agama Islam?

Tentu hal ini bisa saja menimbulkan pertanyaan, bahkan mungkin sampai perdebatan antar agama jika orang-orang hanya mendengar hasilnya saja. Hal ini bisa terjadi karena topik agama diangggap sebagai topik yang sensitif. Beberapa orang yang dilabeli fanatik akan suatu agama, pasti akan bertanya-tanya bagaimana caranya seorang muslimin bukannya membangun masjid tapi malah membangun klenteng.

Padahal dalam cerita aslinya, seorang muslimin itu adalah nahkoda asal negeri Tionghoa yang terpaksa berhenti karena awak kapalnya yang sakit. Mereka berlindung di bawah batu besar di pinggir pantai yang lalu dibangun menjadi sebuah masjid. Namun kini masjid itu beralih fungsi menjadi sebuah klenteng.

Beralihnya fungsi masjid menjadi klenteng ini mungkin karena faktor arsitektur bangunan yang mengambil budaya China, sehingga banyak masyarakat menganggap bahwa ini adalah klenteng. Selain sang nahkoda, seorang muslimin berbangsa Tiongkok yang dihormati dan dianggap berpengaruh dalam klenteng ini adalah sang jurumudi. Sang nahkoda memiliki patung dirinya sendiri yang dibuat oleh sang jurumudi sebagai rasa hormatnya, sedangkan sang jurumudi dimakamkan di dalam klenteng ini pada akhir khayatnya.Para penyembahyang yang biasa berdoa disini pasti mengerti dan tetap berziara serta mendoakan makam sang jurumudi.

Kesenggangan antar agama tidak ada di dalam klenteng ini, malah sejarah unik ini menjadi ciri khas dari klenteng itu sendiri. Namun siapa sangka, kalau beberapa orang khususnya mereka yang fanatik dengan agama Islam masih tetap mengganggu klenteng ini. Walaupun tidak sampai masuk ke dalam klenteng. Namun mereka megganggu parah penyembahyang di lur klenteng.

Dewasa ini harusnya kita sebagai yang muda sebagai pembawa kebenaran untuk Indonesia banyak perbedaan, Indonesia bersatu. Dari sini juga kita belajar bahwa tidak selamanya perbedaan itu buruk. Jika seseorang berpenampilan tidak baik dan satu agama denganku, jangan langsung menilai bahwa ia adalah orang jahat. Bisa saja amalah orang yang berpenampilan baik dan sopan memiliki hati dan pikiran yang lebih jahat.

Sikap toleransi masih harus disebarkan di negara ini. Karena masih banyak orang yang merasa supperior dengan etnis bahkan agamanya. Bahkan sikap supperiornya bisa sampai mejatukan bahkan mencelakai orang yang tidak sama dengannya, atau mungkin para minoritas.


                                                                                                                

*translate*

When you hear the word pagoda, beliefs such as Taoism, Buddhism, and Confucianism immediately come to mind. But what if in its history a pagoda was built by a follower of Islam?

Of course this could raise questions, maybe even to the point of inter-religious debate if people only hear the results. This can happen because the topic of religion is considered a sensitive topic. Some people who are labeled as fanatical about a religion, will surely wonder how a Muslim can build a temple instead of a mosque.

In fact, in the original story, a Muslim is a captain from China who is forced to retire because his crew is sick. They took shelter under a large rock on the beach which was later built into a mosque. But now the mosque has changed its function to become a pagoda.

The change in the function of the mosque to become a pagoda is probably due to the architectural factor of the building taking on Chinese culture, so many people think that this is a pagoda. Apart from the captain, a Chinese Muslim who is respected and considered influential in this temple is the helmsman. The captain has a statue of himself made by the helmsman as his respect, while the helmsman is buried in this pagoda at the end of his life. Devotees who usually pray here certainly understand and still make pilgrimages and pray for the helmsman's grave.

There is no gap between religions in this pagoda, instead this unique history is the hallmark of the pagoda itself. But who would have thought, that some people, especially those who are fanatical about Islam, are still disturbing this temple. Even though it didn't get into the temple. However, they seriously disturbed the worshipers at the outer temple.

Today we as young people should be bearers of truth for a different Indonesia, a united Indonesia. From this we also learn that differences are not always bad. If someone doesn't look good and is of the same religion as me, don't immediately judge that he is a bad person. It's possible that someone who looks good and polite has a heart and mind that is more evil.

Tolerance must still be spread in this country. Because there are still many people who feel superior to their ethnicity and even religion. In fact, his superior attitude can even harm people who are not the same as him, or maybe the minorities.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berada di Kawasan Pecinan di Bandung, Inilah Vihara Satya Budi

Mengenal Ciri Khas Arsitektur Klenteng

Mengenal Sejarah Klenteng di Indonesia