Berawal Untuk Tempat Persembunyian Jadi Sejarah Panjang Vihara Sian Djin Ku Poh
Starting as a Hiding Place, Became the Long History of the Sian Djin Ku Poh Temple
Vihara
Sian Djin Ku Poh adalah vihara peninggalan Tionghoa yang sudah berdiri ribuan
tahun. Hingga saat ini Vihara Sian Djin Ku Poh ramai dikunjungi wisatawan dari
dalam maupun luar negeri.
Berlokasi di Jl. Muhamad Toha No.9, Tanjungmekar, Kec.
Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Vihara ini memiliki banyak nama atau sebutan, misalnya
Kawasan Pecinaan, Kampung Benteng atau dikenal juga dengan nama Kelenteng Mak
Kupoh yang menyimpan cerita sejarah yang sangat kental.
Dalam sejarahnya, Vihara Sian Djin Ku Poh diambil dari
nama pendiri vihara yaitu Sian Djin Ku Poh ada juga yang menyebutnya Mak Kupoh.
Pendirian Vihara Sian Djin Ku Poh bermula pada 1700 M, Mak Kupoh dan beberapa
penduduk Tionghoa datang ke Indonesia melewati perairan Sungai Citarum hingga
sampai di Tanjungpura. Mereka sampai di salah satu tempat di Karawang yang
bernama Kampung Benteng. Pada saat itu ada satu kelompok yang disebut Tionghoa
Makau (diluar kelompok Mak Kupoh) sedang berperang dengan Indonesia dan
Belanda.
Akhirnya, Mak Kupoh dan penduduk Tionghoa yang
bersamanya bersembunyi di Kampung Benteng ini hingga akhirnya mendirikan Vihara
Sian Djin Ku Poh. Didalam Vihara ini terdapat benda pusaka suci yang bernama
Hiolo. Hiolo ini merupakan sejenis Guci yang menjadi benda penting di Vihara
Sian Djin Kupoh. Hiolo ini biasanya
ditempatkan di ruang pemujaan. Pada tahun 1983 pernah terjadi kebakaran di
Vihara Sian Djin Ku Poh, namun Hiolo ini masih bisa diselamatkan.
Saat perayaan Imlek tiba, Vihara Sian Djin Ku Poh ini
sangat ramai pengunjung. Ditambah, suasana diluar vihara yang menggelar
festival makanan. Selain saat perayaan Imlek, biasanya para penganut Agama
Buddha rutin mengunjungi Vihara Sian Djin Kupoh setiap tanggal 1 dan 15 dalam
penanggalan Cina.
Banyak wisatawan yang tertarik berkunjung ke Vihara
Sian Djin Ku Poh, ada yang datang untuk melihat kemegahan arsitekturnya, ada
juga yang datang untuk beribadah. Salah satu daya tarik utama dari Vihara Sian
Djin Ku Poh adalah gaya arsitektur Cina yang khas. Ketika mengunjungi Vihara
ini, hal pertama yang akan dilihat adalah gerbang merah mentereng yang ada di
depan Vihara. Arsitektur vihara ini pun masih sangat terjaga keasliannya,
suasana indah dan mistis berpadu menjadi satu di Vihara Sian Djin Ku Poh ini.
Di dalam Vihara Sian Djin Ku Poh terdapat Vihara Budha
yang sangat terawat dengan baik. Vihara Budha ini dipakai sebagai tempat untuk
mendidik dan membina umat tentang nilai-nilai kebajikan. Ada juga altar Dewi
Kwam Im dihias dengan relief-relief mewah yang menggambarkan Dewi Kwam Im.
Menariknya di Vihara ini juga terdapat relief Sun Go Kong bersama kawan-kawannya
dalam perjalanan mencari kitab suci. Dan yang terakhir adalah Kolam Ikan Koki
yang berda di tengah vihara menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang
berkunjung. Gemericik air di Kolam ini cocok dijadikan relaksasi. Ikan Koki
sendiri dipilih karena melambangkan keberuntungan.
*translate*
Sian Djin Ku Poh Temple is a Chinese heritage temple
that has existed for thousands of years. Until now, the Sian Djin Ku Poh Temple
is busy with tourists from within and outside the country.
Located on Jl. Muhammad Toha No. 9, Tanjungmekar, Kec.
West Karawang, Karawang Regency, West Java. This temple has many names or
titles, for example the Chinatown Area, Kampung Benteng or also known as the
Mak Kupoh Temple which holds a very thick historical story.
In its history, the Sian Djin Ku Poh Temple was taken
from the name of the founder of the monastery, namely Sian Djin Ku Poh, there
are also those who call it Mak Kupoh. The establishment of the Sian Djin Ku Poh
Monastery began in 1700 AD, Mak Kupoh and several Chinese residents came to
Indonesia through the waters of the Citarum River to reach Tanjungpura. They
arrived at a place in Karawang called Kampung Benteng. At that time there was a
group called the Macau Chinese (outside the Mak Kupoh group) who were at war
with Indonesia and the Netherlands.
Finally, Mak Kupoh and the Chinese people who were
with him hid in Kampung Benteng and finally founded the Sian Djin Ku Poh
Temple. Inside this monastery there is a sacred heirloom named Hiolo. This hiolo
is a type of urn which is an important object at the Sian Djin Kupoh Temple.
This hiolo is usually placed in the worship room. In 1983 there was a fire at
the Sian Djin Ku Poh Monastery, but this Hiolo was still saved.
When the Chinese New Year celebration arrives, the
Sian Djin Ku Poh Temple is very crowded with visitors. Plus, the atmosphere
outside the monastery is holding a food festival. Apart from the Chinese New
Year celebrations, Buddhists usually visit the Sian Djin Kupoh Temple every 1st
and 15th of the Chinese calendar.
Many tourists are interested in visiting the Sian Djin
Ku Poh Temple, some come to see its architectural splendor, some come to
worship. One of the main attractions of the Sian Djin Ku Poh Temple is its
distinctive Chinese architectural style. When visiting this monastery, the
first thing you will see is the flashy red gate in front of the monastery. The
architecture of this monastery is still very authentic, the beautiful and
mystical atmosphere blends into one at the Sian Djin Ku Poh Temple.
Inside the Sian Djin Ku Poh Temple there is a Buddhist
temple which is very well maintained. This Buddhist monastery is used as a
place to educate and foster people about the values of virtue. There is also an
altar of Dewi Kwam Im decorated with lavish reliefs depicting Dewi Kwam Im.
Interestingly, in this monastery there is also a relief of Sun Go Kong and his
friends on their way to find holy books. And the last one is the Koki Fish Pond
which is in the middle of the monastery which is the main attraction for
visiting tourists. The gurgling water in this pool is suitable for relaxation.
Koki fish itself was chosen because it symbolizes good luck.
Komentar
Posting Komentar