Melihat Lebih Detail Arsitektur Unik Klenteng Hok Tek Bio

 See More Details of the Unique Architecture of the Hok Tek Pagoda Bio

sumber : google

Gerbang masuk Vihara Danagun atau Kelenteng Hok Tek Bio Bogor memiliki bentuk atap pelana dan warna merah kuning khas oriental yang sebenarnya sangat mudah untuk dikenali ketika melihatnya. Hanya saja karena letaknya agak masuk ke dalam dari jalan besar.

Selain gapuranya yang khas bergaya Tiongkok, pada dinding bangunan di sayap kiri Kelenteng Hok Tek Bio Bogor itu terdapat lukisan harimau belang, juga Biksu Tong Sam Chong yang duduk di punggung kuda putih, dikawal Sun Go Kong, Tie Pat Kay dan Sam Cheng, diambil dari kisah legendaris yang ada di novel Tiongkok klasik “Shi You Ji” (Perjalanan ke Barat) karya Wu Cheng-en di masa Dinasti Ming.

Tokoh fiksi Sun Go Kong, Pat Kay dan Sam Cheng, konon dibuat untuk menyindir masyarakat waktu itu. Sun Go Kong yang sombong, Pat Kay yang malas dan doyan mengumbar nafsu, serta Sam Cheng yang bodoh. Ia mengkritik perseteruan pengikut Tao, Konghucu dan Buddha di masa Dinasti Yuan dan Ming, yang membuat Tiongkok terjajah karena ketiadaan persatuan. Sebuah pengingat buat rakyat negeri ini, jika tak ingin terjajah ulang.

Kelenteng Hok Tek Bio Bogor memiliki dua tungku pembakar kertas (Kim Lo) di sebelah kiri kanan depan bangunan. Di atas wuwungan terdapat patung dua ekor naga memperebutkan mustika, dan di bawah mustika bola api matahari di bagian tengah wuwungan terdapat relief dua ekor burung Hong dalam posisi yang saling berhadapan.

Di altar utama Kelenteng Hok Tek Bio Bogor adalah untuk tuan rumah Hok Tek Ceng Sin, Dewa Bumi, pembawa rejeki bagi kaum pedagang dan masyarakat pada umumnya. Pengunjung yang bersembahyang di altar Dewa Bumi ini biasanya membakar 5 buah batang hio yang dijejer seperti kipas dengan harapan untuk memperlancar usaha mereka.

Di klenteng ini juga ada altar pemujaan bagi Tee Tjong Ong Po Sat atau Boddhisatva Kshitigarbha, salah satu dari empat bodhisattva utama dalam Buddhisme Mahayana di Asia Timur. Tiga yang lainnya adalah Samantabhadra, Manjusri, dan Avalokitesvara. Sering dikenal sebagai Bodhisattva yang senantiasa menolong semua jiwa manusia yang terjatuh ke neraka. Ukiran patung Naga berukuran besar indah dengan badan melilit pilar saya jumpai di bagian dalam Klenteng Hok Tek Bio Bogor.

Pemandangan menarik lainnya adalah altar Houw Ciong Kun, Dewa Macan, di dekat altar Dewa Bumi, dengan berbagai sajian diletakkan di meja altar. Foto seekor macan berkulit belang dipasang di altar ini. Houw Ciong Kun adalah seekor macan sakti yang merupakan pengawal Hok Tek Ceng Sin dan sering dikaitkan juga dengan keberadaan Raden Suryakencana dan Prabu Siliwangi.

 

 

*translate*

The entrance gate to Vihara Danagun or Kelenteng Hok Tek Bio Bogor has a gable roof shape and an oriental red and yellow color which is actually very easy to recognize when you see it. It's just that because it's located a bit inside from the main road.

Apart from the typical Chinese-style gate, on the wall of the building on the left wing of the Hok Tek Bio Bogor Temple, there is a painting of a striped tiger, as well as Monk Tong Sam Chong sitting on the back of a white horse, escorted by Sun Go Kong, Tie Pat Kay and Sam Cheng, taken from the legendary story in the classic Chinese novel “Shi You Ji” (Journey to the West) by Wu Cheng-en during the Ming Dynasty.

Sun Go Kong's fictional characters, Pat Kay and Sam Cheng, are said to have been made to satirize society at that time. The arrogant Sun Go Kong, the lazy and indulgent Pat Kay, and the stupid Sam Cheng. He criticized the enmity of Taoist, Confucian and Buddhist followers during the Yuan and Ming Dynasties, which made China colonized because of a lack of unity. A reminder for the people of this country, if you don't want to be re-colonized.

Hok Tek Bio Bogor Temple has two paper burning stoves (Kim Lo) on either side of the front of the building. Above the wuwungan there is a statue of two dragons fighting over a gem, and under the sun fireball gem in the center of the wuwungan there is a relief of two Hong birds facing each other.

On the main altar of the Hok Tek Bio Bogor Temple is the host for Hok Tek Ceng Sin, the God of the Earth, the bringer of good fortune for traders and society in general. Visitors who pray at the altar of the God of the Earth usually burn 5 incense sticks lined up like a fan in the hope of facilitating their efforts.

In this temple there is also a worship altar for Tee Tjong Ong Po Sat or Bodhisatva Kshitigarbha, one of the four main bodhisattvas in Mahayana Buddhism in East Asia. The other three are Samantabhadra, Manjusri, and Avalokitesvara. Often known as the Bodhisattva who always helps all human souls who fall into hell. I found a beautiful large carving of a dragon statue with a body wrapped around a pillar inside the Hok Tek Bio Temple in Bogor.

Another interesting sight is the altar of Houw Ciong Kun, the Tiger God, near the altar of the Earth God, with various offerings placed on the altar table. A photo of a striped tiger is installed on this altar. Houw Ciong Kun is a magical tiger who is the bodyguard of Hok Tek Ceng Sin and is often associated with Raden Suryakencana and Prabu Siliwangi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berada di Kawasan Pecinan di Bandung, Inilah Vihara Satya Budi

Mengenal Ciri Khas Arsitektur Klenteng

Mengenal Sejarah Klenteng di Indonesia